Minggu, 28 Oktober 2007

MiSTEri SeBUah MAta

Malam ini langit tampak gelap, hujan deras berselimut petir menyambar-nyambar langit.bintangpun enggan menampakkan pancaran sinarnya. Sungguh suasana yang menggambarkan kesedihan. Malam itu, Starla seorang mahasiswi yang kuliah di fakultas kedokteran mengalami kecelakaan bersama kekasihnya Firland, di sebuah jalan menuju puncak. Mobil BMW merahnya masuk jurang. Walaupun Firland berhasil loncat dari mobil bersama Starla, namun luka yang dialami Firland sangat parah hingga ia harus dirawat di ruang UGD sementara Starla mengalami kebutaan akibat kecelakaan naas itu.

“Dokter, saya udah gak kuat lagi. Tolong saya…berikanlah sepasang mata saya kepada kekasih saya yang tadi mengalami kecelakaan bersama saya. Dia mengalami kebutaan akibat kecelakaan tadi.” Ucap Firland lirih sambil menahan rasa sakit.

“Tapi darimana kamu tahu kalau kekasihmu buta?”ucap dokter bingung.

Belum sempat Firland menjawab, tapi Tuhan telah memanggilnya. Ia harus pergi akibat kehabisan darah. Sesuai ucapan Firland, Starla mengalami kebutaan. Dan sesuai dengan pesan terakhir Firland, dokter menjalakan operasi untuk mengganti sepasang mata Starla dengan sepasang mata Firland. Walaupun Starla selamat, tetapi ia sangat sedih harus kehilangan orang yang sangat dia sayangi selama tiga tahun.

Keadaan Starla semakin membaik, seminggu kemudian ia sudah diperbolehkan pulang. Esok harinya ia pergi ke makam Firland bersama dengan Reno, kakaknya, untuk mendoakan dan mengucapkan terima kasih kepada kekasihnya itu.

“Firland, makasih banget, ya, buat semuanya. Sekarang sepasang mata dan cinta kamu udah menjadi bagian hidupaku. Walaupun sekarang kita ada di dunia yang berbeda tapi sampai kapanpun aku akan selalu sayang kamu.”

Setelah dari makam Firland, Starla dan Reno pulang ke rumah. Saat malam tiba, angin bertiup sangat kencang. Saat Starla hendak menutup jendela kamarnya, ia melihat sosok seorang wanita berambut panjang terurai, berkuku tajam dan tatapannyapun sangat tajam kearah Starla. Tepatnya, wanita seram itu adalah kuntilanak! Ia tertawa dengan seramnya, “Hi…hi…hi….”. Sungguh sangat menyeramkan.

“Aaaa!!!” teriak Starla sambil melompat ke tempat tidur dengan menarik selimut dan menutupi seluruh tubuhnya hingga ia tertidur.

Keesokan malamnya saat ia berjalan menuju rumahnya, ia merasakan hawa yang sangat panas. Saat ia melihat ke atas, ia melihat sundel bolong duduk di pohon sedang asyik tertawa dan dengan bangga ia memamerkan punggungnya yang bolong pada Starla. Melihat kejadian itu, Starla sangat ketakutan. Ia berlari kencang agar cepat sampai di rumah.

Sesampainya di rumah ia memeluk kakaknya erat-erat. Keringatnya mengucur deras, bulu kuduknya merinding. Ia berusaha menceritakan kejadian aneh yang belum pernah ia alami sebelumnya. Tapi tak ada sepatah katapun yang dapat ia ucapkan. Reno berusaha menenangkan adik kesayangannya itu hingga dia tertidur di pangkuannya.

Malam ini Starla harus praktek di Rumah Sakit. Ia harus praktek di kamar mayat bersama temannya Lira. Setiap ia ingin mengambil alat yang ia butuhkan, Starla merasa bukan Lira yang mengambil alat itu. Ia mencoba menoleh ke belakang dan ternyata ia melihat suster ngesot. Ia berteriak dan berlari keluar tetapi suster ngesot itu masih saja membuntutinya. Akhirnya Starla tergeletak pingsan tak berdaya. Hingga keesokan paginya ia dibangunkan oleh Lira.

Starla setiap hari dihantui rasa takut yang amat mendalam. Teryata bukan hanya satu atau dua kali sejak kejadian itu berlangsung, tapi hampir setiap hari ia mengalami kejadian yang sangat menyeramkan.

Kali ini Starla berhasil menceritakan kejadian aneh itu pada Reno yang sedang asyik memainkan kartu dan membukanya.

“Kita harus pergi ke makam Firland.”ucap Reno.

“Tapi buat apa, kak?”tanya Starla.

“Nanti aja aku jelasin ke kamu.” Sahut Reno. Dan akhirnya mereka berdua pergi ke makam Firland.

“Firland, apa yang terjadi sama aku?” kenapa aku selalu menjumpai makhluk gaib setelah kamu memberikan matamu ke aku? Aku ingin bebas dan nggak ingin melihat semua itu lagi.” Ucap Starla sambil menangis.

Malam harinya Starla harus praktek lagi di rumah sakit. Tiba-tiba ia didatangi oleh seorang pasien yang matanya ditutup dengan perban.

“Starla, aku Dhani. Malam ini akan ada bayi laki-laki lahir dan kamu harus menyelamatkan bayi itu dari makhluk jahat. Ambillah darah segar bayi itu dan oleskan pada kedua kelopak matamu sebanyak tiga kali. Jika kamu ingin bebas dari gangguan makhluk halus.” Ucap Dhani lirih.

“Maksud kamu apa?” sahut Starla.

Tiba-tiba handphonenya berdering. Ternyata Reno akan menjemputnya malam ini saat ia memutar balik tubuhnya, ternyata Dhani sudah menghilang. Ia mencari ke mana-mana tapi Dhani tak juga ditemukannya. Setelah lama mencari, tiba-tiba ada seorang dokter yang menyuruh Starla memandikan bayi laki-laki yang baru saja lahir.

Saat Starla memandikan bayi itu bersama Lira, tiba-tiba ada kuntilanak yang ingin merebut bayi itu dari tangan Lira. Kuntilanak itu menyerang Starla hingga Starla terkena cakarannya. Seketika ia melempar gunting kearah kuntilanak sehingga kuntilanak itu meraung kesakitan. Setelah makhluk itu pergi, Starla mengoleskan darah bayi pada kelopak matanya sebanyak tiga kali. Kedua mata Starla pun terasa sakit sehingga ia berteriak lalu pingsan.

Saat tersadar, semuanya sudah kembali normal. Bayi itu selamat dan Starla tetap dapat melihat dan berusaha mengingat kembali kejadian yang dialaminya. Paginya ia menceritakan semua kejadian itu pada Reno. Setelah tiga hari berlalu, Starla tidak dapat lagi melihat sosok makhluk menyeramkan. Mendengar hal itu, Reno sangat senang sebab sekarang adik kesayangannya tidak perlu merasa ketakutan lagi melihat sosok menyeramkan. Dan kini Starla dapat menjalani kehidupannya dengan normal tanpa harus merasa takut melihat makhluk yang menyeramkan.

Senin, 27 Agustus 2007

Humour

Suatu hari, di hutan terdapat sebuah pesta yang diadakan oleh belalang. Kemudian belalang meminta bantuan kepada kecoa dan si kaki seribu untuk menyiapkan pestanya. Beberapa waktu sebelum pesta dimulai, belalang lupa bahwa ia belum mengambil air di sungai untuk minum di pestanya. Lantas ia pun menyuruh kaki seribu untuk mengambil air di sungai. Setelah 30 menit kemudian, kaki seribu masih belum juga datang."Ke mana perginya si kaki seribu? Apa ia tenggelam di sungai?", ucap belalang."Ya sudah, aku akan mencarinya!", jawab kecoa. Begitu kecoa membuka pintu, ternyata kaki seribu masih ada di depan dengan ember yang masih kosong."Apa saja yang kau lakukan dari tadi di sini??", tanya kecoa dengan jengkel. "Hei, apa kau tidak melihat? Aku sekarang lagi pake sepatu tau!!"